PERAN SENI MUSIK DALAM PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Rabu, 12 April 2017


Abstrak
Indonesia merupakan negara yang multikultural, memiliki beragam kebudayaan daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, tersebar di beribu-ribu pulau dengan beragam kultur. Tatanan tersebut mengalami perubahan dengan adanya globalisasi dan pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS). Hal ini berdampak pada ketidaksetaraan, dan ketidakadilan dalam dunia pendidikan.

Pendidikan secara umum merupakan pemberian pengetahuan, pengalaman dan keterampilan kepada peserta didik sehingga dapat membentuk perilaku positif dan dapat membangun karakter mulia dalam upaya membentuk peradaban bangsa dengan memperhatikan nilai-nilai keragaman budaya. Pendidikan Seni Musik memberikan pengetahuan, pengalaman, dan kompetensi malalui 5 komponen dasar, yakni: ekspresi, apresiasi, kreasi, harmoni, dan keindahan yang diintegrasikan dengan Pendidikan Multikultural.

Artikel ini menggambarkan peran seni musik dalam pendidikan multikultural yang dapat menumbuhkan kesadaran  dan kepedulian dalam membangun masyarakat belajar yang multikultur di sekolah.

Kata Kunci     : globalisasi, seni musik, multikultur, tranformasi, pendidikan



THE ROLE OF MUSIC IN MULTICULTURAL EDUCATION

Indonesia is a multicultural state, in which diverse of cultures have spread from Sabang until Merauke, spread across thousands of islands with diverse of cultures. Order was changed with globalization and the development of Science, Technology, and the Arts (IPTEKS). Globalization also has an impact on inequality, and injustice in the world of education.

Education in general is a gift of knowledge, experience and skills to the students so as to form a positive attitude and be able to build a noble character in order to form the nation with regard the values ​​of cultural diversity. Music Art education provides the knowledge, experience, and competence through five basic components, namely: expression, appreciation, creation, harmony, and beauty are integrated with Multicultural Education.

This article describes the role of music in multicultural education is to foster awareness and concern in establishing a multicultural learning community in schools.

Keywords: globalization, art of music, multicultural, education, transformation



Ringkasan Isi Artikel

Berdasarkan gambaran konsep pendidikan, seni musik dan pendidikan multikulutal yang terah dijelaskan sebelumnya menjadi acuan tentang peran seni musik dalam pendidikan multikultural yang akan dipaparkan di bawah ini. Secara konseptual seni musik terhubung erat dengan pendidikan multikultural, hal ini dikarenakan karya seni musik secara konseptual terlahir melalui pemikiran dan ide-ide tentang kultur pencipta ataupun kultur dari beragam orang. Dari pengolahan pemikiran tersebut lahirlah sebuah karya seni yang juga menggambarkan tentang manifestasi alam, individu, masyarakat, dan bahkan sebuah bangsa yang kesemuanya itu tidak terlepas dari gambaran karekteristik kultur serta peserta didik dapat berinteraksi dan berkomunikasi secara interkultural.

Menurut Marsh (2005:38) dalam prosiding Cultural Diversity in Music Education mengemukakan bahwa:

Music occupies a significant place in world cultures and the recorded history of all civilisations. … Music has the capacity to cross cultural and societal boundaries. It plays a variety of important roles in the cultural and spiritual lives of people. … The study of music … allows for the expression of the intellect, imagination and emotion, the exploration of values, and fosters an understanding of continuity and change, as well as connections between different times and cultures (Board of Studies NSW, 1999a, p. 6, 1999b, p. 6).

Musik menempati tempat yang signifikan dalam budaya dunia dan sejarah mencatat dari semua peradaban. Musik … memiliki kapasitas untuk menyeberangi batas-batas sosial dan budaya. Ini memainkan bermacam-macam peran penting dalam kehidupan budaya dan spiritual masyarakat. … Penelitian musik … memungkinkan untuk ekspresi imajinasi, intelektual dan emosi, eksplorasi nilai-nilai, dan mendorong pemahaman tentang kesinambungan dan perubahan, serta koneksi antara waktu yang berbeda dan budaya.

Pendidikan seni musik dapat memberikan peranan yang signifikan terhadap pelaksanaan pendidikan multikultural di Indonesia. Peran ini mengacu pada lima dimensi yang dikemukakakan oleh James A. Banks, yakni; (1) content integration; (2) the knowledge construction process; (3) prejudice reduction; (4) an equity pedagogy; and (5) an empowering school culture and social structure yang dikaitkan dengan lima unsur utama konten pendidikan seni musik yang teritegrasi dengan pendidikan multikultural, yakni; (1) ekspresi; (2) apresiasi; (3) kreasi; (4) harmoni; dan (5) estetika pada proses pembelajaran di persekolahan. Secara konseptual sama-sama memiliki tujuan untuk membantu pendidik dalam pengembangan identitas etnik, hubungan interpersonal, pemberdayaan diri. Ketiga dimensi ini harus dioperasionalisasikan sebagai dukungan terhadap lima dimensi pendidikan multikulutral untuk mengembangkan sosial dan kognitif peserta didik (Zamroni, 2001a:77).

Kerangka Pikir

Berdasarkan skema kerangka konseptual dalam pengkajian peran seni musik dalam pendidikan multikultural yang terintegrasi dapat digambarkan dengan sebuah konten seni musik yang diberikan dengan memfasilitasi dan mengakomodir keberagaman masing-masing individu peserta didik maupun keragaman budaya masing-masing daerah, serta budaya nasional Indonesia dalam rangka menyikapi arus globalisasi.

Konsep pembelajaran merupakan pengintegrasian konsep seni musik dengan lima dimensi dan disertai dengan tiga dimensi pendukung pendidikan multikultural. Sehingga konsep pembelajaran dapat menggambarkan peran seni musik dalam pendidikan multikultural. Proses konstruksi pengetahuan meliputi prosedur ilmiah yang meliputi diskusi tentang cara-cara di mana budaya diasumsikan secara implisit, kerangka acuan, perspektif, dan bias dalam disiplin yang mempengaruhi proses konstruksi pengetahuan. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan penelitian sederhana yang dimulai dengan asumsi-asumsi tentang lagu daerah dan melakukan prosedur secara ilmiah, agar peserta didik dapat memahami bagaimana lagu daerah itu diciptakan dan bagaimana pengaruh faktor ras, gender, etnis, dan kelas sosial masyarakat yang berada di lingkungan sekitar lagu daerah tersebut diciptakan. Proses konstruksi pengetahuan juga dapat dilakukan dengan diskusi ilmiah tentang lagu daerah, misalnya merumuskan tentang defenisi, analisis konten lagu daerah, dan nilai-nilai pendidikan yang terdapat pada lagu daerah tersebut dan pada akhir pembelajaran ditutup dengan review refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan dan pengambilan kesimpulan yang dipandu oleh pendidik.

Reduksi prasangka (prejudice reduction) terfokus pada karakteristik sikap rasial peserta didik dan pada strategi yang dapat digunakan untuk membantu siswa mengembangkan sikap rasial dan etnis yang lebih positif. Pendidik dapat membentuk kelompok dalam performan terhadap lagu daerah, sehingga akan membantu peserta didik untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan menumbuhkan sikap toleransi sesama mereka. Strategi ini dapat memberikan pengalaman dan kesadaran, serta kepedulian peserta didik akan keberagaman kultur, dan akhirnya akan mengurangi prasangka terhadap etnis sesama peserta didik atau etnis kelompok lain. Sehingga dengan pengurangan prasangka justru akan menumbuhkan sikap terbuka dan terjalinnya kerjasama, serta iklim kultur yang positif.

Kesetaraan pedagogi dapat diujudkan dengan menggunakan teknik dan metode pengajaran yang memfasilitasi prestasi akademik peserta didik dari ras dan etnis yang beragam dalam kelompok dan dari semua kelas sosial. Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk menumbuhkan iklim akademik yang kondusif dengan memberikan kesetaraan dan tidak mengabaikan keberagaman budaya  baik tentang lagu daerah maupun tentang keragaman budaya yang dimiliki oleh peserta didik dalam pembelajaran. Sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan, pengalaman, kesadaran dan sikap peduli pada masing-masing peserta didik yang terdiri dari beragam ras, etnis bahasa, dan kelompok.

Setelah empat dimensi pendidikan multikultural dapat diterapkan, maka proses selanjutnya adalah mengembangkan pemberdayaan budaya sekolah dan struktur sosial yang lebih kompleks dan membutuhkan restrukturisasi budaya dan organisasi sekolah sehingga peserta didik yang terdiri dari ras yang beragam, kelompok etnis, dan kelas sosial akan mengalami kesetaraan pendidikan dan rasa pemberdayaan.

Mengadopsi teknik penilaian yang adil bagi semua kelompok, melakukan pelacakan, dan menciptakan kepercayaan di antara guru dan semua peserta didik bahwa semua peserta didik dapat belajar dan sekligus merupakan tujuan penting bagi sekolah untuk membangun budaya sekolah dan struktur sosial yang memberdayakan dan meningkatkan peran untuk keberagaman peserta didik. Dimensi ini merupakan tahap akhir pendidikan multikultural yang terbentuk dan diawali dari proses transforamsi diri/individu, sekolah, dan transformasi masyarakat yang melibatkan konseptualisasi sekolah sebagai unit perubahan dan membuat perubahan struktural dalam lingkungan sekolah. Dan pada akhirnya menekankan untuk melaksanakan tujuan utama dari pendidikan multikultural yakni untuk merestrukturisasi kultur sekolah dan struktur sosial sehingga semua peserta didik akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk berfungsi dalam bangsa dan dunia yang beragam etnis dan ras, serta memberikan jaminan pada semua peserta didik dengan latar belakang yang berbeda merasa mendapat pengalaman dan perlakuan yang setara.

Setelah pelaksanaan proses pembelajaran seni musik dengan konten lagu daerah nusantara yang terintegrasi dengan kelima dimensi pendidikan multi kulutral dan berdasarkan perspektif hasil pembelajaran, memiliki tiga sasaran yang dikembangkan pada setiap diri peserta didik. Pertama, pengembangan identitas kultural. Peserta didik memiliki kompetensi untuk mengidentifikasi dirinya dengan suatu etnis yang lain sehingga menumbuhkan rasa kebanggaan serta percaya diri sebagai warga kelompok etnis tertentu. Kedua, hubungan interpersonal. Peserta didik dapat melakukan hubungan dengan kelompok etnis lain, dengan senantiasa mendasarkan pada persamaan dan kesetaraan, serta menjauhi sifat syak wasangka dan stereotip. Ketiga, memberdayakan diri sendiri. Peserta didik memiliki kemampuan untuk mengembangkan secara terus menerus apa yang dimiliki berkaitan dengan kehidupan multikultural.

Berdasarkan penjelasan di atas diidentifikasi beberapa peran seni musik dalam pendidikan multikultural dari sisi peserta didik sekaligus dapat berperan dan memberikan solusi pemecahan masalah bagi pendidik, sekolah, lingkungan sosial masyarakat, dan bangsa Indonesia yang mengacu pada konsep pendidikan seni musik terkait konten lagu daerah nusantara yang terintegrasi dengan pendidikan multikultural. Pertama, memberikan kesempatan dan pengalaman berekspresi kepada peserta didik dalam rangka mengakomodir rasa berseni musik (sense of art) mereka serta menumbuhkan dan menanamkan kesadaran akan keragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kedua, memberikan kesempatan dan menumbuhkan sikap apresiasi terhadap kekayaan dan keanekaragaman budaya nusantara sebagai basis budaya nasional pada zaman globalisasi. Dan memberikan kontribusi terhadap pelestarian warisan budaya daerah. Ketiga, peserta didik dapat berkreasi dan menciptakan identitas kultur mereka sendiri yang tetap memberikan perhatian pada budaya-budaya nusantara atau budaya nasional yang sudah ada. Keempat, peserta didik dapat mengurangi prasangka dan stereotip, serta membentuk hubungan dan komunikasi, serta menjaga harmoni  atau keseimbangan dengan budaya-budaya yang ada, dan menyadari sepenuhnya bahwa setiap budaya memiliki keunikan tersendiri. Kelima, peserta didik dapat melihat keindahan dan kemolekan masing-masing budaya, dan berusaha untuk tetap melestarikannya, serta dapat menjadikan keragaman budaya sebagai sebuah kekuatan dalam membangun budaya dan karakter bangsa Indonesia untuk masa yang akan datang.

Berikut ini akan diberikan contoh pendidikan seni musik terintegrasi dengan pendidikan multikultur, yaitu dengan mengapresiasi dan mengekspresikan musik dan lagu-lagu daerah nusantara yang memiliki karakteristik dan keberagaman alat musik maupun keberagaman ritme/irama yang khas untuk masing-masing daerah. Lagu-lagu tersebut dapat diekspresikan baik secara solo ataupun secara bersama-sama (paduan suara/ansambel). Sehingga dapat diciptakan suasana komunitas belajar (learning community) yang dapat memunculkan suasana multikultur, baik dalam materi/kurikulum maupun dalam penggunaan metode pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk memahami keberagaman dan karakteristik individu serta keberagaman dan kekhasan masing-masing budaya.

Ekplorasi konten pembelajaran dengan lima unsur utama seni musik yang dibantu dengan penyediaan fasilitas/alat musik pada pembelajaran tentang musik dan lagu daerah dapat memberikan pengetahuan, pemahaman, pengalaman, performan dapat menumbuhkan kepedulian dan kesadaran untuk berpartisipasi langsung terhadap budaya-budaya daerah di Indonesia sebagai basis budaya nasional Indonesia. Selain budaya daerah sendiri, peserta didik dapat juga diperkenalkan budaya daerah lain yang akan memperkaya pengetahuan, pengalaman yang dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian mereka terhadap rasa persaudaraan sebagai satu bangsa dan satu negara yakni NKRI.

Simpulan

Indonesia sebagai negara multikultur yang terdiri dari beragam budaya bukan dilihat sebagai sebuah kelemahan atau kendala, akan tetapi keberagaman seharusnya dapat diberdayakan sebagai kekuatan untuk mencapai tujuan, khususnya pendidikan.

Globalisasi dan pengembangan IPTEKS yang mengakibatkan perubahan pola kehidupan dan budaya, dapat diatasi dengan meningkatkan peran seni musik dalam membantu gerakan progresif pendidikan multikultural yang dampak terhadap peningkatan kesadaran (awareness) dan pemahaman (understanding) akan pengakuan hak istimewa (privilage) peserta didik dalam keberagaman kultur, sehingga pengakuan dan pemahaman antar budaya (cross-cultural) tersebut akan berdampak pada kenyamanan suasana belajar dan akhirnya akan meningkatkan prestasi dan hasil belajar peserta didik.